Minggu, 13 Februari 2011

PROSEDUR TETAP MENERIMA DAN MENANGGAPI PANGGILAN EMERGENSI bag 3

Di berbagai daerah di beberapa negara, seseorang hanya butuh menghubungi 911 untuk
mendapatkan akses ambulans, pemadam kebakaran, atau layanan polisi dalam 24 jam
sehari. Seorang EMD (Emergency Medical Dispathcer/Pengirim Pesan Medis Emergensi)
yang berpengalaman akan mencatat seluruh informasi dari penelepon, mananyakan
layanan apa yang dibutuhkan. Di Jogjakarta diharapkan dengan menelpon 118 maka akan
diterima oleh call center (diharapkan RS Sardjito-sebagai pusat rujukan) sehingga akan
dilakukan koordinasi di seluruh AGD 118 Jogjakarta sehingga layanan ambulance
emergency akan segera datang ke lokasi dengan waktu kurang dari 10 menit.
Peran EMD (Pengirim Kabar Medis Emergensi)

Tugas seorang EMD adalah sebagai berikut :
• Menanyakan informasi secara lengkap dari penelepon dan menilai tingkat prioritas
panggilan emergensi tersebut.
• Memberikan instruksi medis kepada penelepon sebelum ambulans datang dan
menyampaikan informasi adanya panggilan emergensi kepada kru ambulans.
• Mengirimkan kabar dan melakukan koordinasi petugas pelayanan kesehatan
(termasuk ambulans gawat darurat)
• Beroordinasi dengan agen keselamatan masyarakat lainnya.

Saat menerima panggilan emergensi, seorang EMD harus mampu memperoleh informasi
sebanyak mungkin mengenai situasi dan kondisi kejadian untuk membantu menentukan
tingkat prioritas panggilan. Pertanyaan yang harus diajukan oleh EMD adalah :
1. Di mana lokasi tepat pasien? Seorang EMD harus menanyakan nomor rumah atau
bangunan. Sangat penting untuk menanyakan nama jalan dengan penunjuk arah mata
angin yang jelas (misalnya utara, selatan), persimpangan jalan terdekat, dan lokasi
tepat kejadian. Apabila terjadi kecelakaan lalu lintas perlu ditanyakan mengenai arus
lalu lintas, dan jalur yang dapat dilewati , kemacetan dll. Jika EMD menemukan bahwa
semua jalur menuju lokasi tabrakan terhambat, maka EMD akan memberitahu
pengemudi ambulans untuk memilih jalur alternatif. EMD akan berkoordinasi dengan
unit ambulance service dan akan menghubungi ambulance yang terdekat dengan
lokasi pasien, sehingga ambulance akan cepat sampai lokasi kejadian.
2. Nomor telepon yang dapat dihubungi untuk melakukan panggilan balik? Minta
penelepon untuk tetap menjaga sambungan telepon. Jangan ditutup kecuali atas
pemberitahuan EMD. Untuk situasi/kasus yang mengancam jiwa, EMD akan
memberikan instruksi medis kepada penelepon sesaat setelah ambulans dikirim.
Penelepon atau orang lain yang ada di lokasi kejadian harus mengikuti instruksi ini
hingga ambulans datang. Hal penting lain yang perlu diperhatikan oleh penelepon
adalah agar tetap terhubung dengan EMD untuk menjelaskan lokasi tepat kejadian
seandainya ambulans yang telah dikirim tidak menemukan lokasi yang diinformasikan
sebelumnya.
3. Apa masalahnya? Tanyakan keluhan utama yang dihadapi pasien. Ini akan
membantu EMD untuk memutuskan panggilan emergensi mana yang akan ditanggapi
(jika panggilan lebih dari satu) dan membantu menentukan tingkat prioritas pasien
dalam pengiriman ambulans.
4. Berapa usia pasien? Ada beberapa jenis ambulans yang dirancang khusus untuk
penanganan kasus emergensi anak-anak daripada dewasa, sehingga akan lebih dipilih
untuk dikirim. Selain itu, usia juga sangat penting untuk membedakan antara bayi,
anak-anak, dan dewasa terutama jika EMD memberikan instruksi kepada penelepon
untuk melakukan RJP sebelum ambulans datang.
5. Apakah pasien sadar? Pasien yang tidak sadar memiliki tingkat kegawatan/prioritas
yang lebih tinggi untuk dilakukan pertolongan.
6. Apakah pasien bisa bernafas? Jika pasien sadar dan bisa bernafas, EMD akan
mengajukan pertanyaan tambahan mengenai keluhan utama untuk menentukan tingkat
tanggap darurat yang tepat, hal ini menentukan apakah jenis panggilan termasuk dalam
kategori EMERGENCY atau Non EMERGENCY sehingga menentukan apakah akan
dikirim ambulans respon non emergency dengan kecepatan kendaraan normal atau
ambulans respon emergency (keadaan darurat, lampu dan sirine dinyalakan). Jika
pasien tidak bernafas atau penelepon tidak yakin, EMD akan mengirimkan ambulans
tanggap darurat maksimum dan akan memberikan instruksi medis sebelum ambulans
datang termasuk instruksi RJP via telepon jika didapatkan denyut nadi pasien tidak teraba.
Jika panggilan darurat adalah untuk kecelakaan lalu lintas, serangkaian pertanyaan kunci
harus diajukan untuk membantu menentukan prioritas dan besarnya tanggapan. Melalui
interogasi yang baik dengan penelepon, EMD bisa saja mengirimkan sekaligus satu atau
lebih unit ambulans respon emergency dan beberapa unit ambulans pembantu respon
untuk penanganan korban.
7. Berapa banyak dan apa sajakah jenis kendaraan yang terlibat? EMD harus
mampu menetukan, berapa banyak kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dan
apakah kecelakaan melibatkan mobil, truk, atau bis. Cedera apapun yang diakibatkan dari
tabrakan yang melibatkan sepeda, motor, atau pejalan kaki dengan mobil harus
memperoleh prioritas tanggap darurat yang lebih tinggi. Jika EMD menemukan bahwa
kecelakaan tersebut melibatkan truk, EMD harus mencoba menentukan kemungkinan
apakah kendaraan tersebut membawa bahan muatan yang berbahaya.
8. Berapa banyak kemungkinan korban cedera? Ketika EMD memperoleh informasi
dari penelepon bahwa ada lima orang yang cedera, maka EMD akan mengirimkan dua
atau tiga ambulans dalam saat yang bersamaan. Waktu dan mungkin nyawa, dapat
diselamatkan dengan mengetahui jumlah korban cedera pada kecelakaan/tabrakan.
9. Apakah korban terjebak? Jika korban terjebak, maka dibutuhkan pula pengiriman unit
penyelamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas masukan anda semoga bermanfaat